Selasa, 23 Oktober 2012

Bab. 4 Perilaku Etika dalam Profesi Akuntansi


1. Akuntansi sebagai Profesi dan Peran Akuntan
Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non-
Atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.
Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.
Peran akuntan antara lain :
1. Akuntan Publik (Public Accountants)
Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan system manajemen.
2. Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan. tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.
3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).
4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.

2. Ekspektasi Publik
Masyarakat pada umumnya mengatakan akuntan sebagai orang yang profesional khususnya di dalam bidang akuntansi. Karena mereka mempunyai suatu kepandaian yang lebih di dalam bidang tersebut dibandingkan dengan orang awam sehingga masyarakat berharap bahwa para akuntan dapat mematuhi standar dan sekaligus tata nilai yang berlaku dilingkungan profesi akuntan, sehingga masyarakat dapat mengandalkan kepercayaannya terhadap pekerjaan yang diberikan. Dalam hal ini, seorang akuntan dipekerjakan oleh sebuah organisasi atau KAP, tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung jawab terhadap pemilik perusahaan atau publik.Walaupun demikian, sebagaimana tanggung jawabnya pada atasan, akuntan professional publik mengekspektasikannya untuk mempertahankan nilai-nilai kejujuran, integritas, objektivitas, serta pentingannya akan hak dan kewajiban dalam perusahaan

3. Nilai-nilai Etika vs Teknik Akuntansi/Auditing
-  Integritas: setiap tindakan dan kata-kata pelaku profesi menunjukan sikap transparansi, kejujuran dan konsisten.
-  Kerjasama: mempunyai kemampuan untuk bekerja sendiri maupun dalam tim
-  Inovasi: pelaku profesi mampu memberi nilai tambah pada pelanggan dan proses kerja dengan metode baru.
-  Simplisitas: pelaku profesi mampu memberikan solusi pada setiap masalah yang timbul, dan masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana.
Teknik akuntansi adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntan yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.

4. Perilaku Etika dalam Pemberian Jasa Akuntan publik
Dari profesi akuntan publik inilah Masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas Tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan Keuangan oleh manajemen perusahaan. Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi Masyarakat, yaitu:
-  Jasa assurance adalah jasa profesional independen Yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan.
-  Jasa Atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan Prosedur yang disepakati (agreed upon procedure).
-  Jasa atestasi Adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang Independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai Dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
-  Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan public Yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan Negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Sumber:

BAB 3 ETHICAL GOVERNANCE



1.      Governance System
Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur pemerintahannya.
Sesuai dengan kondisi negara masing-masing, sistem ini dibedakan menjadi:
a.       Presidensial
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.

2.      Budaya Etika
Corporate culture(budaya perusahaan) merupakan konsep yang berkembang dari ilmu manajemen serta psikologi industri dan organisasi. Bidang-bidang ilmu tersebut mencoba lebih dalam mengupas penggunaan konsep-konsep budaya dalam ilmu manajemen dan organisasi dengan tujuan meningkatkan kinerja organisasi, yang dalam hal ini, adalah organisasi yang berbentuk perusahaan.

Djokosantoso Moeljono mendefinisikan corporate culture sebagai suatu sistem nilai yang diyakini oleh semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dijadikan acuan berperilaku dalam organsisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Kalau dikaji secara lebih mendalam, menurut Martin Hann, ada 10(sepuluh) parameter budaya perusahaan yang baik :
a.       Pride of the organization
b.      Orientation towards (top) achievements
c.       Teamwork and communication
d.      Supervision and leadership
e.       Profit orientation and cost awareness
f.       Employee relationships
g.      Client and consumer relations
h.      Honesty and safety
i.        Education and development
j.        Innovation

3.      Mengembangkan Struktur Etika Profesi
Semangat untuk mewujudkan Good Corporate Governance memang telah dimulai di Indonesia, baik di kalangan akademisi maupun praktisi baik di sektor swasta maupun pemerintah. Berbagai perangkat pendukung terbentuknya suatu organisasi yang memiliki tata kelola yang baik sudah di stimulasi oleh Pemerintah melalui UU Perseroan, UU Perbankan, UU Pasar Modal, Standar Akuntansi, Komite Pemantau Persaingan Usaha, Komite Corporate Governance, dan sebagainya yang pada prinsipnya adalah membuat suatu aturan agar tujuan perusahaan dapat dicapai melalui suatu mekanisme tata kelola secara baik oleh jajaran dewan komisaris, dewan direksi dan tim manajemennya. Pembentukan beberapa perangkat struktural perusahaan seperti komisaris independen, komite audit, komite remunerasi, komite risiko, dan sekretaris perusahaan adalah langkah yang tepat untuk meningkatkan efektivitas "Board Governance". Dengan adanya kewajiban perusahaan untuk membentuk komite audit, maka dewan komisaris dapat secara maksimal melakukan pengendalian dan pengarahan kepada dewan direksi untuk bekerja sesuai dengan tujuan organisasi. Sementara itu, sekretaris perusahaan merupakan struktur pembantu dewan direksi untuk menyikapi berbagai tuntutan atau harapan dari berbagai pihak eksternal perusahaan seperti investor agar supaya pencapaian tujuan perusahaan tidak terganggu baik dalam perspektif waktu pencapaian tujuan ataupun kualitas target yang ingin dicapai. Meskipun belum maksimal, Uji Kelayakan dan Kemampuan (fit and proper test) yang dilakukan oleh pemerintah untuk memilih top pimpinan suatu perusahaan BUMN adalah bagian yang tak terpisahkan dari kebutuhan untuk membangun "Board Governance" yang baik sehingga implementasi Good Corporate Governance akan menjadi lebih mudah dan cepat.

4.      Kode Prilaku Korporasi
Code of Conduct adalah pedoman internal perusahaan yang berisikan Sistem Nilai, Etika Bisnis, Etika Kerja, Komitmen, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan perusahaan bagi individu dalam menjalankan bisnis, dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan stakeholders.Pengelolaan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, baik aturan hukum maupun aturan moral atau etika. Code of Conduct merupakan pedoman bagi seluruh pelaku bisnis PT. Perkebunan dalam bersikap dan berperilaku untuk melaksanakan tugas sehari-hari dalam berinteraksi dengan rekan sekerja, mitra usaha dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Pembentukan citra yang baik terkait erat dengan perilaku perusahaan dalam berinteraksi atau berhubungan dengan para stakeholder. Perilaku perusahaan secara nyata tercermin pada perilaku pelaku bisnisnya. Dalam mengatur perilaku inilah, perusahaan perlu menyatakan secara tertulis nilai-nilai etika yang menjadi kebijakan dan standar perilaku yang diharapkan atau bahkan diwajibkan bagi setiap pelaku bisnisnya. Pernyataan dan pengkomunukasian nilai-nilai tersebut dituangkan dalam code of conduct.

5.      Evaluasi Terhadap Kode Prilaku Korporasi
Melakukan evaluasi tahap awal (Diagnostic Assessment) dan penyusunan pedoman-pedoman. Pedoman Good Corporate Governance disusun dengan bimbingan dari Tim BPKP dan telah diresmikan pada tanggal 30 Mei 2005.


Minggu, 07 Oktober 2012

BAB 2 PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS


Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Bisnis melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak kelompok orang yang dikenal sebagai stakeholders, yaitu: pelanggan, tenaga kerja, stockholders, suppliers, pesaing, pemerintah dan komunitas. Oleh karena itu para pebisnis harus mempertimbangkan semua bagian dari stakeholders dan bukan hanya stockholdernya saja. Pelanggan, penyalur, pesaing, tenaga kerja dan bahkan pemegang saham adalah pihak yang sering berperan untuk keberhasilan dalam berbisnis. Lingkungan bisnis yang mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro yang dapat mempengaruhi kebiasaan yang tidak etis yaitu bribery, coercion, deception, theft, unfair dan discrimination. Maka dari itu dalam perspektif mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam berhubungan dengan supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga kerja atau karyawan.

Kesaling – tergantungan antara Bisnis dan Masyarakat
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap Etika
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll.

Perkembangan dalam Etika Bisnis
Perkembangan dalam etika bisnis dibagi menjadi 5 periode yaitu sebagai berikut :
1) Situasi Dahulu : Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2) Masa Peralihan tahun 1960-an : ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3) Etika Bisnis Lahir di AS tahun 1970-an : sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
4) Etika Bisnis Meluas ke Eropa tahun 1980-an : di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).
5) Etika Bisnis menjadi Fenomena Global tahun 1990-an : tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.

Etika Bisnis dari Akuntan
Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi,  objektif dan mengutamakan integritas.  Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya  telah membuktikan  bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa, bisnis tidak memerlukan etika.

BAB 1 PENDAHULUAN DAN ETIKA SEBAGAI TINJAUAN


1. Pengertian Etika
Berikut adalah beberapa pengertian mengenai etika ;
•    Etika berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan yang baik.
•    Menurut Profesor Robert Salomon, etika dikelompokkan menjadi dua dimensi:
1.   Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang beretika adalah orang yang baik.
2.   Etika merupakan hokum orang social. Etika merupakan hukum yang mengatur, mengendalikan serta membatasi perilaku manusia.
•    Dari  sudut pandang Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988) merumuskan pengertian etika dalam tiga arti sebagai berikut:
o    Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
o    Kumpulan asas atau nilai yang berkenan dengan ahklak.
o    Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.
•    Tahun 1953 Fagothey, mengatakan bahwa etika adalah studi tentang kehendak manusia, yaitu kehendak yang berhubungan dengan keputusan yang benar dan yang salah dalam tindak perbuatannya.Pada tahun 1995 Sumaryono menegaskan  bahwa etika merupakan studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia dalam perbuatannya.
•    Bertens (1994) menjelaskan, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan.Bentuk jamaknya adalah ta etha artinya adat kebisaan, dari bentuk jamak inilah terbentuk kata Etika oleh filsuf Yunani Aristoteles(384-322 BC) dipakai untuk menunjukan filsafat moral. Berdasarkan asal – usul kata tersebut Etika berarti Ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.


2. Prinsip-prinsip Etika
Prinsip- prinsip perilaku professional tidak secara khusus dirumuskan oleh ikatan akuntan Indonesia tapi dianggap menjiwai kode perilaku akuntan Indonesia. Adapun prinsip- prisip etika yang merupakan landasan perilaku etika professional, menurut Arens dan Lobbecke (1996 : 81) adalah :
a. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional dan pertimbangan moral dalam semua aktifitas mereka.
b. Kepentingan Masyarakat
Akuntan harus menerima kewajiban-kewajiban melakukan tindakan yang mendahulukan kepentingan masyarakat, menghargai kepercayaan masyarakat dan menunjukkan komitmen pada professional.
c. Integritas
Untuk mempertahankan dan menperluas kepercayaan masyarakat, akuntan harus melaksanakan semua tanggung jawab professional dan integritas.
d. Objektivitas dan indepedensi
Akuntan harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam melakukan tanggung jawab profesioanal. Akuntan yang berpraktek sebagai akuntan public harusbersikap independen dalam kenyataan dan penampilan padawaktu melaksanakan audit dan jasa astestasi lainnya.
e. Keseksamaan
Akuntan harus mematuhi standar teknis dan etika profesi, berusaha keras untuk terus meningkatkan kompetensi dan mutu jasa, dan melaksanakan tanggung jawab professional dengan kemampuan terbaik.
f. Lingkup dan sifat jasa
Dalam menjalankan praktek sebagai akuntan public, akuntan harus mematuhi prinsip- prinsip prilaku professional dalam menentukan liingkup dan sifat jasa yang diberikan.

3. Basis Teori Etika
a.  Etika Teleologi
Teologi berasal dari kata Yunani,  telos = tujuan,  berarti mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
- Egoisme Etis
- Utilitarianisme
* Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.  Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.  Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
* Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.   Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja  satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.   Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.  Utilitarianisme , teori ini cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis
Utilitarianisme, dibedakan menjadi dua macam :
1.    Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
2.    Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)
Prinsip dasar utilitarianisme (manfaat terbesar  bagi jumlah orang terbesar) diterpakan pada perbuatan.  Utilitarianisme aturan membatasi diri pada justifikasi aturan-aturan moral.
b. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata  Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban  kita dan karena perbuatan kedua dilarang’. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
(1)   Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
(2)   Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.
(3)   Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
Bagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sbg perintah tak bersyarat (imperatif kategoris), yg berarti hukum moral ini berlaku bagi semua orang pada segala situasi dan tempat.  Perintah Tak Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan begitu saja tanpa syarat apapun, yaitu tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpa mempedulikan  apakah akibatnya tercapai dan berguna bagi orang tsb atau tidak.
c. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi  baik buruknya  suatu perbuatan atau perilaku.   Teori Hak merupakan suatu aspek  dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban.   Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
d. Teori Keutamaan (Virtue)
Teori ini memandang  sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Sedangkan Keutamaan bisa didefinisikan  sebagai berikut : disposisi watak  yang telah diperoleh  seseorang dan memungkinkan  dia untuk bertingkah  laku baik secara moral.
Contoh keutamaan :
1.    Kebijaksanaan
2.    Keadilan
3.    Suka bekerja keras
4.    Hidup yang baik
Keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya.  Fairness : kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan wajar dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi.   Keutamaan-keutamaan yang dimilliki manajer dan karyawan sejauh mereka mewakili perusahaan, adalah : Keramahan, Loyalitas, Kehormatan dan Rasa malu. Keramahan merupakan inti  kehidupan bisnis, keramahan  itu hakiki untuk setiap hubungan antar manusia, hubungan bisnis tidak terkecuali. Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata-mata untuk mendapat gaji, tetapi mempunyai juga komitmen yang tulus dengan perusahaan. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka terhadap suka dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan. Rasa malu membuat karyawan solider dengan kesalahan  perusahaan.

Rabu, 13 Juni 2012

Islamic Economic


Islamic economics is a social science that studies the economic problems of the people who dilhami by Islamic values. Islamic economics is different from capitalism, socialism, and the welfare state (Welfare State). Islam is different from capitalism as opposed to exploitation by capitalists to poor workers, and prohibits the accumulation of wealth. In addition, the glass eyes of Islamic economics is the demands of life as well as the suggestion that has a dimension of worship.
Islamic economic system is very different from the capitalist, socialist or communist. Islamic economy nor in the middle of the three economic systems. Stands in stark contrast with the more individual capitalist, socialist who provide almost all responsibility to the citizens as well as extreme communist, Islamic economics and trade in the form set perkhidmatan can and can not be traded. Economics in Islam should be able to provide welfare for the whole community, provide a sense of justice, togetherness and be able to provide greater opportunities for all businesses.
Not much is mentioned in the Qur’an, and only the basic principles only. For reasons that are very precise, the Qur’an and Sunnah lot of talk about how Muslims should behave as producers, consumers and owners of capital, but only a little about the economic system [5]. As disclosed in the above discussion, the economy in Islam should be able to provide greater opportunities to any business. In addition, Islamic economy emphasize the four properties, among others:
Unity (unity)
Balance (equilibrium)
Freedom (free will)
Responsibility (responsibility)
Humans as deputy (caliph) of God in the world is not likely to be individualistic, because all the (wealth) in the earth belongs to Allah alone, and man is his belief in the earth. In the conduct their economic activities, Islam is forbidden usury activities, which means the language in terms of “excess”. In the Qur’an surah Al Baqarah verse 275. mentioned that people who eat (take) riba [8] can not stand but as stands one whom Satan possessed because of (pressure) madness. Their situation is such that, is because they say (opinion), real trading it with usury, but Allah has trade and forbidden usury.

Selasa, 05 Juni 2012

TENSES


  1. While she was trying to read, her friend was practicing the piano.
  2. He bought several jerseys in the last two years.
  3. She will bone the meat later.
  4. By the time you get there they already left.
  5. was drowning. Nobody save me.
  6. He said she has not returned the book yet
  7. What do you darn at the moment ?
  8. She thought her husband will buy a new fridge.
  9. How much have you spent in London so far?
  10. In a month’s time I learned mord words than ever
  11. After he had seen the giraffe he spoke to the keeper.
  12. He had bought weed-killer when they arrested him.
  13. The plumbing always give trouble during the summer.
  14. The trout had risen when they reached the lake.
  15. Do you recognize this statue ?
  16. They say they will not perform tomorrow.
  17. What you have been doing since your last recital ?
  18. As it was rain he put up his umbrella.
  19. They had heard Beethoven better conducted earlier in the year.
  20. What is going on here ?
  21. I only just realized what she meant.
  22. I never planted crocuses again.
  23. Had you enjoyed yourself when I saw you at the party ?
  24. went to the zoo and I go while they are still talking about visiting it.
  25. She docked at Tilbury last week.
  26. He always accelerate too quickly.
  27. Do you hear that awful noise ?
  28. By the time the brigade arrived, the house had collapse.
  29. I saw a new type of windscreen wiper while I walked round the exhibition yesterday.
  30. They have been waiting to take off since ten this morning.
  31. She shot at least three tigers in India last year.
  32. We saw what we see.
  33. He heard an owl hooting as he walking through the wood.
  34. They have been producing a hundred shirts everyday for two months now.
  35. Where were you going when I bumped into you ?
  36. Who was told the grasshopper to dance ? The ant in the fable.
  37. They wears high heels everyday last term.
  38. What will you do with a gun in your car ?
  39. He still not found his watch.
  40. left there several years before I found the nest.
  41. When it stung him ?
  42. She likes cockles. Naturally she prefers lobster.
  43. Dragon-flies have very beautiful wings.
  44. Time and tide don’t wait for no man, the saying run.
  45. bought some new pruners the other day.
  46. The girl in the pay box seldom smiles nowadays.
  47. The moment he had opened the boot the spare wheel fell out.
  48. Too many cooks spoiled the broth.
  49. He was leave Italy by plane yesterday.

Rabu, 11 April 2012

A, An, & The


What is an article? Basically, an article is an adjective. Like adjectives, articles modify nouns.
English has two articles: the and a/an. The is used to refer to specific or particular nouns; a/an is used to modify non-specific or non-particular nouns. We call the the definite article and a/an the indefinite article.
the = definite article
a/an = indefinite article
For example, if I say, "Let's read the book," I mean a specific book. If I say, "Let's read a book," I mean any book rather than a specific book.
Here's another way to explain it: The is used to refer to a specific or particular member of a group. For example, "I just saw the most popular movie of the year." There are many movies, but only one particular movie is the most popular. Therefore, we use the.
"A/an" is used to refer to a non-specific or non-particular member of the group. For example, "I would like to go see a movie." Here, we're not talking about a specific movie. We're talking about any movie. There are many movies, and I want to see any movie. I don't have a specific one in mind.
Let's look at each kind of article a little more closely.
Indefinite Articles: a and an
"A" and "an" signal that the noun modified is indefinite, referring to any member of a group. For example:
• "My daughter really wants a dog for Christmas." This refers to any dog. We don't know which dog because we haven't found the dog yet.
• "Somebody call a policeman!" This refers to any policeman. We don't need a specific policeman; we need any policeman who is available.
• "When I was at the zoo, I saw an elephant!" Here, we're talking about a single, non-specific thing, in this case an elephant. There are probably several elephants at the zoo, but there's only one we're talking about here.
Remember, using a or an depends on the sound that begins the next word. So...
• a + singular noun beginning with a consonant: a boy; a car; a bike; a zoo; a dog
• an + singular noun beginning with a vowel: an elephant; an egg; an apple; an idiot; an orphan
• a + singular noun beginning with a consonant sound: a user (sounds like 'yoo-zer,' i.e. begins with a consonant 'y' sound, so 'a' is used); a university; a unicycle
• an + nouns starting with silent "h": an hour 
• a + nouns starting with a pronounced "h": a horse 
o In some cases where "h" is pronounced, such as "historical," you can use an. However, a is more commonly used and preferred.
A historical event is worth recording.
Remember that these rules also apply when you use acronyms:
Introductory Composition at Purdue (ICaP) handles first-year writing at the University. Therefore, an ICaP memo generally discusses issues concerning English 106 instructors.
Another case where this rule applies is when acronyms start with consonant letters but have vowel sounds:
An MSDS (material safety data sheet) was used to record the data. An SPCC plan (Spill Prevention Control and Countermeasures plan) will help us prepare for the worst.
If the noun is modified by an adjective, the choice between a and an depends on the initial sound of the adjective that immediately follows the article:
• a broken egg
• an unusual problem
• a European country (sounds like 'yer-o-pi-an,' i.e. begins with consonant 'y' sound)
Remember, too, that in English, the indefinite articles are used to indicate membership in a group:
• I am a teacher. (I am a member of a large group known as teachers.)
• Brian is an Irishman. (Brian is a member of the people known as Irish.)
• Seiko is a practicing Buddhist. (Seiko is a member of the group of people known as Buddhists.)
Definite Article: the
The definite article is used before singular and plural nouns when the noun is specific or particular. The signals that the noun is definite, that it refers to a particular member of a group. For example:
"The dog that bit me ran away." Here, we're talking about a specific dog, the dog that bit me.
"I was happy to see the policeman who saved my cat!" Here, we're talking about a particular policeman. Even if we don't know the policeman's name, it's still a particular policeman because it is the one who saved the cat.
"I saw the elephant at the zoo." Here, we're talking about a specific noun. Probably there is only one elephant at the zoo.
Count and Noncount Nouns
The can be used with noncount nouns, or the article can be omitted entirely.
• "I love to sail over the water" (some specific body of water) or "I love to sail over water" (any water).
• "He spilled the milk all over the floor" (some specific milk, perhaps the milk you bought earlier that day) or "He spilled milk all over the floor" (any milk).
"A/an" can be used only with count nouns.
• "I need a bottle of water."
• "I need a new glass of milk."
Most of the time, you can't say, "She wants a water," unless you're implying, say, a bottle of water.
Geographical use of the
There are some specific rules for using the with geographical nouns.
Do not use the before:
• names of most countries/territories: Italy, Mexico, Bolivia; however, the Netherlands, the Dominican Republic, the Philippines, the United States
• names of cities, towns, or states: Seoul, Manitoba, Miami
• names of streets: Washington Blvd., Main St.
• names of lakes and bays: Lake Titicaca, Lake Erie except with a group of lakes like the Great Lakes
• names of mountains: Mount Everest, Mount Fuji except with ranges of mountains like the Andes or the Rockies or unusual names like the Matterhorn
• names of continents (Asia, Europe)
• names of islands (Easter Island, Maui, Key West) except with island chains like the Aleutians, the Hebrides, or the Canary Islands
Do use the before:
• names of rivers, oceans and seas: the Nile, the Pacific
• points on the globe: the Equator, the North Pole
• geographical areas: the Middle East, the West
• deserts, forests, gulfs, and peninsulas: the Sahara, the Persian Gulf, the Black Forest, the Iberian Peninsul

choose the correct form of the verb in parentheses in the following sentences

A, an or the 
1. Jason’s father bought him a bicycle that he had wanted for his birthday.
2. Statue of Liberty was a gift of friendship from France to United States.
3. Rita is studying English and Math this semester.
4. A judge asked the witness to tell the truth.
5. Please give me a cup of coffee with cream and sugar.
6. A big books on the table are for my history class.
7. No one in The Spanish class knew the correct answer to Mrs.Perez’s question.
8. My car is four years old and it still runs well.
9. When you go to the store, please buy a bottle of chocolate milk and a dozen oranges.
10. There are only a few seats left for tonight’s musical at the university.
11. John and Marcy went to school yesterday and then studied in the library before returning home.
12. Lake Erie is one of the five Great Lakes in North America.
13. On our trip Spain, we crossed The Atlantic Ocean.
14. Mount Rushmore is the site of the magnificent tribute to the four great American presidents.
15. What did you eat for breakfast this morning ?
16. Louie played basketball and baseball at The Boy’s Club this year.
17. Rita plays a violin and her sister plays a guitar.
18. While we were in Alaska, we saw The Eskimo village.
19. Phill can’t go to the movies tonight because he has to write an essay.
20. David attended The Princenton University.
21. Harry has been admitted to The School of Medicine at Midwestern university.
22. Mel’s grandmother is in hospital, so we went to visit her last night.
23. The political science class is taking a trip to Soviet Union in the spring.
24. Queen Elizabeth II is a monarch of The Great Britain.
25. The Declaration of Independence was drawn up in 1776.
26. Scientists hope to send an expedition to Mars during 1980s.
27. Last night there was a bird singing outside my house.
28. The chair that you are sitting in is broken.
29. The Civil War was fought in United States between 1861 and 1865.
30. Florida State University is smaller than University of Florida.

Subject-Verb Agreement
1. John, along with twenty friends, are planning a party.
2. The picture of the soldiers bring back manu memories.
3. The quality of these recordings are not very good.
4. If the duties of these officers aren’t reduced, there will not be enough time to finish the project.
5. The effects of cigarette smoking have been proven to be extremely harmful.
6. The use of credit cards in place of cash have increased rapidly in recent years.
7. Advertisements on television are becoming more competitive than ever before.
8. Living expenses in this country, as well as in many others, is an all-time high.
9. Mr.Jones accompanied by several members of the committee has proposed some changes of the rules.
10. The levels of intoxication vary from subject to subject.
1. Neither Bill nor Marry are going to the play tonight.
2. Anything are better than going to another movie tonight.
3. Skating is becoming more popular every day.
4. A number of reporters were at the conference yesterday.
5. Everybody who has a fever must go home immediately.
6. Your glasses were on the bureau last night.
7. There were some people at the meeting last night.
8. The committee has already reached a decision.
9. A pair of jeans were in the washing machine this morning.
10. Each student have answered the first three questions.
11. Either John or his wife makes breakfast each morning.
12. After she had persued the material, the secretary decided that everything were in order.
13. The crowd at the basketball game was wild with excitement.
14. A pack of wild dogs has frightened all the ducks away.
15. The jury is trying to reach a decision.
16. The army has eliminated this section of the training test.
17. The number of students who have withdrawn from class this quarter are appalling.
18. There have been too many interruptions in this class.
19. Every elementary school teacher has to take this examination.
20. Neither Jill nor her parents have seen this movie before.

Rabu, 21 Maret 2012

verb and noun (marketing,advertising,banking,computering)


Computer

Verb Noun

1. Open- Mouse
2. Save- Keyboard
3. Add- Printer
4. Rename- Laptop
5. Remove- Software
6. Restart- Hardware
7. Close- Brainware
8. Refresh- Letter
9. Log Off- Anti Virus
10. Cut- Virus
11. Manage- Speed
12. Paste- Notebook
13. Update- Modem
14. Setting- Monitor
15. Download- Net Book
16. Windows- Game User
17. Enter- Copy
18. Delete- Sender
19. Restore- Server
20. Send- Client
21. Hang- USB HUB
22. Review- Speaker
23. User- Program
24. Tools- CDRoom
25. Format- Virus


Marketing

Verb Noun

1. Store- Warehouse
2. Discount- Discounter
3. Promotion- Promo
4. Costume- Cash
5. Import- Retailer
6. Belief- Distributor
7. Supply- Supplier
8. Send- Sender
9. Sales- Salesman
10. Prices- Set prices
11. Discharge- Purchaser
12. Purchase- Payer
13. Retail- Buyer
14. Production- Product
15. Expend- Expenditure
16. Pay- Amount
17. Buy- Management
18. Distribution- Believe
19. Sales- Market Share
20. Manage- Delivery
21. Strategies- Innovator
22. Delivered- Discounter
23. Amounted- Costumer
24. Market- Importir
25. Innovation- Eksportir


Advertising

Verb Noun

1. Plug- Radio or TV spot
2. Promotion- Product Placement
3. Drum Up- Tabloid
4. To write copy- Target audience
5. Distribute- Television
6. Production- Poster
7. Skill- Advertisement
8. Count- Circulation
9. Marketing- Jingle
10. Gloss Over- Slogan
11. Service- Roadside Signs
12. Branding- Motto
13. Designer- Product
14. Research- Gloss
15. Evaluation- Account
16. Logo Job- Announce
17. Editing- Want Add
18. Target- Commercial
19. Programmer- Edventory
20. Organize- Market Leader
21. Writerst- Market Research
22. Mission- Point of sale
23. Vision- House Brand
24. Multimedia Experts- Fictomercial
25. Implemation- Pop-up


Banking

Verb Noun

1. Report- Report Statement
2. Correct- Correction
3. Debit- Debitor
4. Credit- Creditor
5. Journal- Journalist
6. Save- Savings
7. Direct- Director
8. Borrow- Loan
9. Account- Accounting
10. Bank- Banker
11. Deposit- Depositor
12. Document- Documentor
13. Liquid- Liquidity
14. Pay- Payment
15. Check Out- Check
16. Interest Bank- Interest
17. Invent- Investor
18. Lease- Leasing
19. Transfer- Transferring
20. Tell- Teller
21. Owe- Debt
22. Centralize- Central
23. Service Bank- Service
24. Posted- Post
25. Operating- Computere